Sabtu, 29 Januari 2011

Pentingnya Social Capital dalam Kehidupan Seorang Praja


PL 1 di Bojong Haleuang
Jika ingin memiliki saudara yang tersebar di 33 provinsi, dan di     kabupaten/kota di Indonesia maka jadilah praja. Memang demikian adanya, karena setiap tahunnya IPDN rata-rata menerima 1000 orang putra-putri terbaik bangsa untuk dididik di Lembah Manglayang IPDN. Itu berarti praja IPDN mempunyai potensi yang besar untuk bisa mengenal dan berteman dengan seluruh praja yang mempunyai beraneka ragam suku, budaya, agama, dan bahasa daerah.
Salah satu kultur/ tradisi yang hingga kini masih dilestarikan dan patut untuk dikembangkan yaitu adanya suatu kewajiban untuk menghapal dan mengetahui/mengenali praja lain, baik itu senior dan teman satu kontingen (satu provinsi), satu barak (wisma), ataupun satu kelas. Setiap praja wajib tahu nama beserta asal pendaftarannya masing-masing. Akan ada tindakan dari pengasuh yang akan diterima jika ada praja ada yang tidak hapal nama-nama mereka. Selain tindakan hukuman yang diberikan, praja yang bersangkutan akan dicap sebagai praja yang apatis.
Banyak makna filosofis yang terkandung dalam tradisi wajib kenal ini. Diantaranya agar tercipta hubungan yang baik dan harmonis antar sesama praja sehingga peluang terjadinya clash/ konflik antar praja dapat diminimalisir. Di IPDN setiap praja adalah bersaudara karena mereka yang berasal dari Sabang sampai Merauke merupakan anak negara. Setiap praja mendapatkan perlakuan dan fasilitas yang sama, seragam yang sama hingga ukuran rambut yang sama. Hal ini dimaksudkan agar tercipta semangat korsa dan persatuan.
Praja IPDN dituntut untuk dapat menjadi miniaturnya rakyat Indonesia yang ideal. Setiap praja juga harus mampu menjadi perekat bagi keutuhan NKRI karena telah dididik dengan jiwa nasionalisme yang tinggi. Rasa kebersamaan dan persaudaraan tersebutlah yang merupakan bagian dari social capital (modal sosial).
Dalam kaitannya dengan kehidupan praja di IPDN, Social capital terdiri dari 3 (tiga) unsur yang membangunnya, yaitu trust (kepercayaan), norm (norma), dan network (jaringan).

1.      Trust (Kepercayaan)
Kepercayaan merupakan modal yang sangat penting dan pokok bagi kehidupan sehari-hari praja di kampus. Kondisi kehidupan praja dengan pola asrama akan menimbulkan potensi konflik yang besar. Sikap saling curiga-mencurigai akan muncul jika antara satu praja dengan praja lainnya tidak saling percaya. Akibatnya timbul ketidaknyamanan hidup di wisma/asrama. Di sinilah letak pentingnya terjalinnya kepercayaan antar praja. Dengan adanya kepercayaan maka tidak akan ada lagi rasa buruk sangka dengan praja lain. Tidak akan ada lagi yang merasa terancam keamanan barang-barangnya karena takut diambil oleh praja lainnya.

2. Norm (Norma)
Norma merupakan modal sosial yang juga mendukung terciptanya keadaan yang kondusif sebagai sarana untuk membedakan hal mana yang dianggap baik/wajar dan hal mana yang dianggap menyimpang. Salah satu norma yang penting sekali dalam menjaga hubungan baik antar praja adalah norma kesusilaan. Norma kesusilaan yang mengajarkan praja untuk bertindak sesuai dengan nurani sehingga dalam bertindak setiap praja harus mempertimbangkan baik buruknya akibat yang ditimbulkan sekiranya perbuatan itu dikerjakan.

3. Network (Jaringan)
Telah disampaikan sebelumnya bahwa salah satu kelebihan menjadi praja adalah mempunyai saudara dari setiap daerah di Indonesia. Hal itu merupakan suatu modal besar yang dimiliki praja dalam memperluas sekaligus memperkuat jaringan. Pentingnya unsur yang ketiga ini dapat kita pahami dalam contoh kehidupan sehari-hari praja. Contohnya dengan luasnya jaringan jika seorang praja membutuhkan buku tertentu untuk mengerjakan tugas maka ia dapat meminjam kepada praja lain yang punya buku tersebut, begitu juga jika teman lain tersebut membutuhkan buku yang lain maka ia juga akan meminjam buku kepada praja lain yang mempunyai buku tersebut. Contoh lain dapat kita lihat ketika masa cuti/liburan tiba. Seorang praja yang mempunyai hubungan dan jaringan baik dengan praja lain maka ia tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak jika ingin pergi liburan ke suatu daerah. Ia cukup menghubungi teman yang berasal dari daerah tersebut maka segala bentuk bantuan mulai dari tempat tinggal, transportasi, ataupun beban akomodasi lain akan berkurang. Begitu pun ketika bertugas nanti. Jika seorang purna praja ditugaskan ke suatu daerah maka hal yang harus terlebih dahulu dilakukannya adalah menghubungi temannya yang berasal dari daerah tersebut sehingga kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi akan dapat terbantu dengan adanya teman di sana.
Itulah mengapa pentingnya suatu Social Capital bagi kehidupan seorang praja. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai kesuksesan tidak hanya dibutuhkan modal kepintaran ataupun modal uang. Tapi ada modal lain yang tak kalah pentingnya yaitu modal sosial (Social Capital) yang di dalamnya terdapat trust (kepercayaan), norm (norma), dan network (jaringan). Dari berbagai contoh di atas dapat kita ambil suatu teori bahwa semakin tinggi Social Capital yang dimiliki oleh seorang praja maka akan semakin rendah Transactional Cost yang dibutuhkan untuk melakukan suatu tindakan/kegiatan tertentu. *ilham simabua

Related Posts by Categories

1 komentar:

  1. banyak manfaat yg dapat dipetik dari artikel diatas untuk dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat

    -aried fazriansyah-

    BalasHapus