Selasa, 13 Desember 2011

Semangat Abadi, Rimba Lestari


Pelantikan Calon Anggota Wapa Manggala Angkatan XII (Grahana Chandra) IPDN
(Baru Bereum, 11-12-11)
 
Hari yang dinanti pun tiba, momen bersejarah ini pun telah terukir dalam rangkaian panjang sejarah Wapa Manggala. Manglayang telah melahirkan generasi baru Wapa Manggala.  Sorak bangga dengan raut bahagia 67 calon Wapa yang telah diputuskan lulus melewati seluruh tahapan pengkaderan membahana ke angkasa menggetarkan langit Manglayang. Letih, senang, sakit, semangat, dongkol semua melebur menjadi satu cerita yang tak kan pernah terlupakan hingga kapan pun. Setiap jejak yang menimbulkan kisah, setiap tetes peluh yang mengalirkan kesejukan, dan setiap kerutan kening yang membuahkan kreativitas telah paripurna mengantarkan mereka menuju tahap yang paling dinantikan, tahap yang semakin menguatkan posisi mereka dalam keanggotaan UKP Wapa Manggala.

Wapa Manggala bukan hanya sebuah organisasi, lebih dari itu, Wapa Manggala adalah sebuah hobi. Begitu lah setidaknya seorang calon pernah berkata. Tidak ada paksaan untuk menjadi anggota Wapa karena siapa saja berhak untuk bergabung dengan Wapa. Wapa adalah wadah tempat berkumpul nya para pecinta alam IPDN dalam mewujudkan hobi nya. Tidak cukup sebagai hobi, Wapa juga merupakan sebuah organisasi yang butuh manajemen kepemimpinan, administrasi yang rapi dan koordinasi yang terarah antar semua anggota nya. Tidak ada kontingenisasi karena alam tidak mengenal kontingen dan tidak ada perbedaan gender karena alam tidak kenal mana yang laki-laki-mana yang perempuan. Hukum kebiasaan tidak berlaku di Wapa karena tidak ada jaminan putri Wapa lebih lemah dari putra Wapa. Mereka jangan dipandang sebelah mata.
30 jam telah dilalui dengan baik. Semua hal yang telah diberikan oleh YF selama pengkaderan terefleksi dengan baiknya dalam waktu singkat itu. Semangat, kemampuan survive dengan keadaan yang serba terbatas, hingga kesetiakawanan yang begitu erat telah terbuktikan dengan sangat mengesankan. Semoga hal-hal tersebut tidak hanya cukup terhenti pada momen 30 jam.
Tak hanya dari YF, alam pun ikut serta menguji ketahanan fisik mereka. Perjalanan menuju Manglayang di tengah terik Matahari, proses mendirikan tenda yang uji oleh hujan dan badai, hingga dingin yang menusuk tulang mencoba mengusik kegiatan malam yang panjang. Pos Fisik, Materi, Mental telah terlalui dengan baik meski terdapat beberapa koreksi.
Semangat para calon begitu besar sampai-sampai untuk sekedar mendongakkan kepala ke langit pun mereka tak sempat. Sadar kah mereka jika malam itu telah terjadi gerhana bulan?.
Hari pertama yang berat telah berakhir. Minggu pagi yang cerah menyambut mereka. Benar-benar hari yang menyenangkan. Ternyata hari itu alam berbaik hati kepada mereka, alam boleh berbaik hati, tapi tidak dengan kami. Mereka harus mendaki manglayang dan menginjakkan kaki di puncaknya. Ternyata Manglayang tak masalah bagi mereka, tidak ada yang tumbang ataupun sekedar pilek. Kurang keras kah kami? kami rasa tidak juga, mereka lah yang terlalu kuat untuk dikerasi.
Puncak Manglayang menjadi saksi perjuangan mereka mencari slayer yang katanya kebanggaan seorang anggota Wapa. Telah mereka telusuri setiap inchi puncak Manglayang sehingga mereka menjadi sangat hapal bagaimana bentuk detail setiap inchi tersebut. Perjuangan tersebut tak cukup dengan menemukan slayer, mereka harus mengigit nya dengan kuat dan harus waspada menjaganya sehingga tidak mudah dilepaskan oleh YF. Tahukah anda jika slayer tersebut merupakan simbol bahwa mereka harus benar-benar menjaga nama dan eksistensi Wapa Manggala?.
Tak semua berhasil mendapatkan slayer. Konsekwensi bagi yang tidak mendapatkan slayer akan dijawab ketika pelantikan di bawah nanti. Semua turun dengan semangat dan bersiap-siap untuk melaksanakan upacara pelantikan anggota muda Wapa Manggala. Bagaimana dengan yang tidak mendapatkan slayer?. Jawabannya mereka tidak berhak untuk dilantik. Ada yang tidak terima?
Seolah tidak terima, semua calon protes. Ada yang mengekspresikannya dengan berargumen, ada yang mengekpresikannya dengan meneteskan air mata. Mereka kumpulkan lagi slayer yang telah dengan susah payah didapat. Makian pun terlontar dari mulut YF kepada mereka agar mereka merelakan gagalnya tiga orang calon tersebut untuk dilantik. Banyak cara dilakukan untuk menggoyahkan pendirian mereka agar tetap melanjutkan pelantikan.
Akhirnya dengan terpaksa mereka mengalah juga. Seolah dengan sangat terpaksa mereka ikuti juga permintaan YF untuk tetap dilantik menjadi anggota Wapa Manggala. Wajah dongkol dari mereka sangat terlihat jelas. Banyak suara-suara sumbang terdengar dari belakang barisan. Sepertinya mereka  akan merencanakan mogok latihan jika nanti tetap dilantik tanpa ketiga teman kalian. Tapi tahukah anda jika ini semua sebuah skenario untuk menguji kebersamaan mereka?.
Skenario berakhir ketika pembina Wapa Manggala, bapak Abdul Karim, menyatakan bahwa ketiga calon tersebut dinyatakan lulus. Slayer yang telah terkumpul pun diserbu kembali. Semua pun mendapatkan slayer karena semua memang pantas untuk itu.
Hari minggu telah sampai pada sore hari. Seluruh proses diklat telah tuntas. Semangat baru pun muncul seiring lahirnya generasi baru Wapa Manggala sore itu. Tugas selanjutnya adalah pembentukan kepengurusan baru agar perubahan dapat segera terjadi. Perubahan yang diharapkan akan dapat mengharumkan kembali nama Wapa Manggala baik di dalam maupun di luar kampus.
Selamat bekerja Grahana Chandra.
Kami berikan kalian mimpi. Tolong jangan terlena. Segera bangun. Wujudkan mimpi itu. Mimpi Wapa Manggala. Mimpi kita bersama.
Salam Lestari !!!
(Teguh Ilham, Yama Fajar, 131211)

two days in Manglayang

berangkat dari posko  

Enaknya jadi senior
di tenda
Persiapan Mendirikan Tenda dan Makan Siang
Jalan Jongkok
Kegiatan Setelah Berendam di Sungai    














Mendaki Manglayang
Push up jari
Istirahat di Rest Area Sambil Berfoto
Beginilah Merayap yang Benar
Geli-geli gmana gitu..
calon yang lagi di doktrin
Antara Lapar dan Marah
Tracker 4
Tracker 6