Minggu, 17 Juli 2011

Kunjungan Gubernur Kalimantan Barat ke Kampus IPDN Jatinangor


“ … Banggalah anda sebagai seorang PRAJA !! …”
Penandatanganan kerjasama Pemprov Kalbar dengan IPDN
Kedatangan Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH bersama Kepala Badan Diklat Provinsi Kalimantan Barat, Kepala BKD Provinsi Kalimantan Barat, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Pembantu Rektor Universitas Tanjungpura, Kepala RS. Soedarso, beserta seluruh jajarannya ke Kampus Lembah Manglayang pada Hari Jumat, 11 Maret 2011 disambut dengan Tarian Penyambutan khas dayak Kalimantan Barat dengan taburan beras kuning perlambang tolak bala dan pemotongan bamboo dengan mandau sebagai perlambang penerimaan tamu kehormatan. Gubernur Kalimantan Barat menjadi inspektur upacara pada saat pelaksanaan upacara di Lapangan Parade, Jumat Pagi. Dalam upacara tersebut Gubernur Kalimantan Barat menandatangani MOU antara pihak IPDN dengan pihak Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam rangka regionalisasi di Kalimantan Barat untuk praja angkatan XXI. Setelah menandatangani perjanjian tersebut, Gubernur Kalimantan Barat menghibahkan dana 7,1 Milyar dan lahan untuk IPDN Regional Kuburaya, Kalimantan Barat. Setelah menjadi inspektur upacara, beliau menjadi pembicara utama dalam Studium General untuk Praja IPDN yang diselenggarakan di Balairung Jendral Rudini. Saat beliau mengisi materi pada studium general tersebut, beliau menegaskan tentang kebanggaan menjadi seorang praja karena memang beliau menyelesaikan pendidikannya di APDN Pontianak pada tahun 1978. “Berbanggalah anda sebagai seorang praja dan bersekolah di sekolah pamong ini karena hanya disekolah ini lah penerapan pola pengajaran dirangkaikan dengan pelatihan untuk peningkatan kualitas anda pada saat bekerja di lapangan nanti dan penanaman mental dan pengembangan diri dalam pengasuhan,” ujarnya. Lebih lanjut Beliau sampaikan bahwa tuntutan masyarakat tentang adanya perbaikan kesejahteraan dan peningkatan kualitas pelayanan. Untuk merespon keinginan masyarakat tersebut diperlukan kader-kader pemerintahan yang professional dan berkualitas. Terbentuknya APDN Nasional yang kemudian menjadi STPDN dan terakhir berubah menjadi IPDN, ketersediaan kader-kader Pemerintahan Dalam Negeri yang akan mengisi formasi pegawai di Kecamatan-Kecamatan menjadi semakin berkurang. Salah satu penyebabnya adalah penerapan sistem rekruitmen kader STPDN yang menggunakan sistem jatah (quota) yakni 2-3 orang mahasiswa per Kabupaten/Kota di suatu Provinsi. Dengan demikian Pada Tahun 2007 telah dibentuk Prodi Ilmu Pemerintahan kerjasama Pemerintah Provinsi Kalbar dgn Univ. Tanjungpura. Prodi Ilmu Pemerintahan yang dibentuk pada tahun 2007 sekarang terdiri dari 3 angkatan dengan jumlah mahasiswa 269 orang. Diperkirakan pada tahun 2012 nanti Program Studi ini baru akan mewisuda lulusan angkatan pertama. Dengan ditetapkannya IPDN Kampus Kabupaten Kubu Raya   yang akan mulai beroperasi pada bulan Maret 2011, maka di Kalimantan Barat nanti akan terdapat 2 lembaga pendidikan kepamong prajaan yang menerapkan system pendidikan pengajaran, Pelatihan, dan Pengasuhan. Diharapkan kedua lembaga pendidikan ini, yaitu IPDN Kampus Kubu Raya dan Prodi Ilmu Pemerintahan dapat saling bekerjasama dan menjadi mitra antara satu dengan lainnya. Selain itu materi yang dibahas oleh Bapak Drs. Cornelis, MH. adalah mengenai wilayah pembangunan perbatasan Provinsi Kalimantan Barat. Adapun Dasar Hukum perjanjian perbatasan wilayah RI – Malaysia adalah sebagai berikut.
§  The Boundary Convention antara Belanda
dan Inggris yang ditanda tangani di London, tanggal 20 Juni 1891
§  The Boundary Aqreement antara Belanda
dan Inggris yang ditanda tangani di London, tanggal 28 September 1915.
§  The Boundary Convention antara Belanda
dan Inggris yang ditanda tangani di Haque, tanggal 26 Maret 1928.
Kemudian lebih lanjut Beliau menjelaskan tentang beberapa poin tentang Prioritas percepatan pembangunan kawasan perbatasan, yaitu :
Add caption
  1. Pembangunan transportasi di kawasan perbatasan;
  2. Pembangunan prasarana air tanah untuk air minum;
  3. Pembangunan pos lintas batas (PLB) baru pada jalur -jalur lintas batas tradisional;
  4. Peningkatan operasional penjagaan dan pengawasan perbatasan;
  5. Peningkatan kerjasama bilateral melalui forum General Border Committee (GBC) Indonesia – Malaysia, Sosial Ekonomi Malaysia-Indonesia (SOSEK MALINDO);
  6. Peningkatan kualitas PLB yang telah ada dengan prioritas wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan;
  7. Penyediaan Sarana Prasarana dan Peningkatan kapasitas SDM Aparatur Media Center di daerah perbatasan;
  8. Meningkatkan Kapasitas Desk Perbatasan;
Masalah perbatasan RI – Malaysia terus menjadi masalah yang krusial hingga sampai menjadi salah satu pembicaraan dalam pidato presiden pada Raker Gubernur se Indonesia, sehingga untuk itu pemerintah Kalimantan Barat merasa penting untuk memprioritaskan pembangunan wilayah perbatasan ini mengingat juga kesenjangan-kesenjangan yang terjadi di wilayah tersebut seperti kesenjangan sarana dan prasaran hingga tingkat kesejahteraan pada masyarakat wilayah perbatasan. 
Studium General diikuti dengan antusias oleh Praja IPDN sehingga pertanyaan-pertanyaan mengalir dari praja mulai dari masalah perbatasan antara RI – Malaysia yang sampai detik ini masih belum dapat diselesaikan dengan tuntas, pengalaman – pengalaman beliau sebagai Camat Manjalin Kab. Landak pada tahun 1989-1995 dan Camat Manyuke Kab. Landak pada tahun 1995-1999, menjadi  Bupati Kab. Landak dua periode pada tahun 2001-2006 dan pada tahun 2006-2011 sampai pada masalah pembentukan sekolah pamong praja baru di Kalimantan Barat dengan nama Prodi Ilmu Pemerintahan yang bekerjasama dengan Universitas Tanjungpura. Setelah selesai sebagai pembicara dalam Studium general, Beliau melanjutkan acara dengan ramah tamah dengan praja utusan Provinsi Kalimantan Barat baik Muda praja, Madya praja sampai Nindya praja. Kunjungan Gubernur Kalimantan Barat ditutup dengan foto bersama Praja utusan Provinsi Kalimantan Barat di depan Gedung Wahana Wyata Praja. (sumber :^^M . U_08/ Cakru APN XX)

Candi Borobudur


Candi Borobudur,  sumber gambar : google.com
Candi Borobudur merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia . Terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Yogyakarta. Kata Borobudur ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama candi ini. Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga yang berasal dari wangsa atau dinasti Syailendra. Candi ini digunakan sebagai meditasi penganut agama Budha. karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini adalah kitab Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365.
Filosofi Candi Borobudur
            Candi Borobudur terdiri dari 72 stupa dan di setiap stupa terdapat patung Budha. Di keempat sisi candi terdapat pintu gerbang dan tangga ke tingkat di atasnya seperti sebuah piramida yang menggambarkan filosofi Buddha yaitu semua kehidupan berasal dari bebatuan. Batu kemudian menjadi pasir, lalu menjadi tumbuhan, lalu menjadi serangga, kemudian menjadi binatang liar, lalu binatang peliharaan, dan terakhir menjadi manusia. Bangunan raksasa ini hanya berupa tumpukan balok batu raksasa yang memiliki ketinggian total 42 meter. Setiap batu disambung tanpa menggunakan semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan ditumpuk. Bagian dasar Candi Borobudur berukuran sekitar 118 m pada setiap sisi. Batu-batu yang digunakan kira-kira sebanyak 55.000 meter kubik. Semua batu tersebut diambil dari sungai di sekitar Candi Borobudur. Batu-batu ini dipotong lalu diangkut dan disambung dengan pola seperti permainan lego. Semuanya tanpa menggunakan perekat atau semen.
Hari Raya Waisak di Borobudur
            Setiap tahun pada bulan purnama penuh bulan Mei (atau Juni pada tahun kabisat), umat Buddha di Indonesia memperingati Waisak di Candi Borobudur. Waisak diperingati sebagai hari kelahiran, kematian dan saat ketika Siddharta Gautama memperoleh kebijaksanaan tertinggi dengan menjadi Buddha Shakyamuni. Ketiga peristiwa ini disebut sebagai Trisuci Waisak. Upacara Waisak dipusatkan pada tiga buah candi Buddha dengan berjalan dari Candi Mendut ke Candi Pawon dan berakhir di Candi Borobudur.
Pada malam Waisak, khususnya saat detik-detik puncak bulan purnama, penganut Buddha berkumpul mengelilingi Borobudur. Pada saat itu, Borobudur dipercayai sebagai tempat berkumpulnya kekuatan supranatural. Menurut kepercayaan, pada saat Waisak, Buddha akan muncul secara kelihatan pada puncak gunung di bagian selatan.
Borobudur telah menjadi obyek wisata yang digemari oleh para wisatawan local maupun mancanegara. Borobudur menjadi salah satu bukti kehebatan dan kecerdasan manusia yang pernah dibuat di Indonesia. Borobudur menjadi obyek wisata dan budaya utama di Indonesia selain Bali dan Jakarta. Oleh : MWP. HANA  AFRILIA/ Cakru APN Angkatan XX

Sabtu, 16 Juli 2011

Saya, IPDN, dan PNS


Saya, IPDN, dan PNS
Tak pernah terbayangkan sedikit pun bagi saya untuk diterima menjadi seorang PNS dalam usia yang relatif muda. Walaupun sekarang masih berstatus sebagai CPNS Golongan II Ruang A namun saya masih bersyukur karena saya perhatikan banyak para pelamar tes CPNS yang harus “kasak-kusuk” dan urus “sana-sini” agar dapat diterima sebagai pelayan masyarakat (jadi pelayan aja kok repot). Dengan modal ijazah SMA dan diiringi doa oang tua saya beranikan diri untuk mengadu nasib menjadi seorang PNS dengan bertarung untuk diterima sebagai seorang praja IPDN utusan Kota Bukittinggi. Banyak cemoohan dari tetangga dan teman-teman dan menganjurkan agar simpan saja niat tersebut. Buang-buang waktu, itu kata mereka. Tidak hanya dari orang-orang terdekat cemoohan itu datang, pandangan sebelah mata juga saya terima setiap saya mengurus berkas-berkas persyaratan. Ketika saya ke Puskesmas melakukan tes kesehatan , saya ditanyai “Anda orang tuanya kerja apa?”. Saya jawab “ kedua orang tua saya guru SMP”, ditanya lagi “ada kenalan di Pemda?”, saya jawab lagi “tidak ada”. “Lho, kok kamu yakin mau mendaftar IPDN?”, saya nggak menjawab apa-apa karena saya datang ke sana ingin mengecek kesehatan bukan untuk wawancara yang gak penting seperti itu.  Intinya mereka ingin saya untuk membatalkan niat untuk menjadi seorang praja, percuma. Saya hanya bisa ber-pisitive thingking saja, mungkin mereka kasian jika saya nanti bagaikan seperti “pungguk merindukan bulan”. Cemoohan mereka pun memang mempunyai alasan. Alasan saya gak ada beckingan, gak ada uang buat sogok sana-sini, intinya gak ada harapan, itulah kesimpulan mereka. Hingga sekarang pun setiap pulang cuti ke daerah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang-orang yang berpapasan dengan saya adalah “ orang tua mu kerja dimana?” atau “ di IPDN masih ada kekerasan nggak?”. Sebegitu kuatnya mind set tentang PNS dan IPDN yang telah tertanam di fikiran mereka. Saya hanya menjawab apa adanya. Tapi kebanyakan mereka berlalu dengan raut muka yang kurang percaya. Nggak apa-apalah, tidak mungkin saya marah kepada orang yang membayar pajak untuk saya, untuk kami.
Itulah mind set, suatu pikiran yang telah terpola dan tertanam kuat di benak masing-masing kita. Ketika mind set telah terbangun maka akan sangat sulit untuk merubahnya. Perlu suatu terobosan ekstrim untuk membangun mind set yang baru. Perlu aksi nyata dari kita sebagai abdi masyarakat untuk membuktikannya. Perubahan kecil tidak akan mempan apalagi hanya berupa slogan-slogan belaka. Mereka butuh tindakan nyata. Sudah bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun mind set masyarakat tentang citra PNS yang pemalas, tidak profesional, ingin dihormati, dan lain sebagainya terpupuk dan tertanam di pikiran mereka, bahkan juga saya. Maka ketika mereka tidak melihat adanya perubahan dari tubuh KORPRI, jangan harap mereka akan berhenti apriori terhadap kita.
Kembali ke cerita saya tadi, niat saya pun sempat goyah ketika jumlah peminat yang mendaftar di Kantor BKD Kota Bukittinggi mencapai angka 400 orang sedangkan yang kira-kira diterima (berdasarkan tahun-tahun sebelumnya) hanya tiga atau empat orang. Saya sempat berfikir seperti mereka kebanyakan, kalau cuma empat orang bisa saja satu kursi diisi oleh keluarganya pak walikota, satu lagi sama keluarganya pak sekda, satu lagi sama keluarganya pak kepala dinas, dan satu kursi terakhir mungkin diisi sama anak pengusaha kenalannya pak walikota.
Ahh,, saya sudah terlanjur mendaftar. Saya tidak ingin mengecewakan orang tua terutama cita-cita saya. Akhirnya dengan modal man jadda wa jadda saya tambah modal satu lagi, yaitu modal nekat untuk tetap menjalani proses seleksi dan akan mundur jika sudah diberitahu harus mundur karena saya percaya tidak seorang pun yang berhak mendahului keputusan Tuhan. Seleksi berbulan-bulan pun saya lalui dengan penuh lika-liku, setiap tahapan saya hadapi dengan percaya diri. Mulai dari tes wawancara, psikotest, tes kesehatan, tes kesamaptaan, tes akademik, hingga Pantukhir di Jatinangor saya lalui dengan iringan doa orang tua, ya, hanya iringan doa mereka.
Walhasil, saya dinyatakan lulus dan berhak untuk mengikuti pendidikan di Lembah Manglayang plus diangkat menjadi CPNS Golongan II a pada semester lima. Sungguh kuasa tuhan melebihi yang saya kita terlebih anggapan dari masyarakat Kota Bukittinggi, khususnya. Ternyata dari kami bertiga yang lulus dari Kota Bukittinggi tak satu orang pun yang berasal dari keluarga pejabat. Saya hanya lah seorang anak guru yang merangkap sebagai petani, teman saya yang satu nya adalah anak seorang PNS biasa di Kehutanan, satu lagi anak seorang sopir angkot, dan terakhir teman saya orang tuanya hanyalah pensiunan guru. Sungguh mereka orang tua yang hebat karena tahan dengan cemoohan orang sekitar dan doa mereka didengar oleh Yang Maha Kuasa.
Tak sepeser pun uang saya keluarkan untuk dapat berhak mengenakan seragam coklat dengan muts biru lis kuning seperti yang saya gunakan ketika menulis artikel ini kecuali mengeluarkan uang beberepa ratus ribu untuk biaya tes ini itu dan memfotokopi berbagai berkas yang disyaratkan. Tidak lebih!!.
Terima kasih Tuhan yang telah mengabulkan doa kami, terima kasih kepada jajaran pejabat di Pemda Bukittinggi yang telah membuktikan kepada masyarakat bahwa kalian amanah, terutama terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memberikan pajaknya kepada kami tiap bulan. Tunggu kami satu tahun lagi di Lingkungan Pemerintah Kota Bukittinggi. #praja_ilham @lembahmanglayang

Selasa, 12 Juli 2011

Pelaksanaan Pra-Pradik (Pra-Pra Pendidikan dan Latihan) bagi Bakal Calon Anggota Wapa Manggala Angkatan XII di Gn. Manglayang


Setelah melewati beberapa kali latihan, akhirnya sebanyak 118 orang  bakal calon anggota Wapa Manggala resmi dilantik sebagai calon Anggota Wapa Manggala Angkatan XII.  Upacara pelantikan dilaksanakan melalui kegiatan Pra-Pradik yang dilaksanakan selama dua hari satu malam mulai dari hari Sabtu tanggal 9 Juli sampai dengan Hari Minggu tanggal 10 Juli 2011 di Gn. Manglayang. Kegiatan yang telah direncanakan jauh-jauh hari ini tebilang sukses karena hampir seluruh program terlaksana sesuai dengan rencana. Dari segi ketersediaan logistik dan peralatan medis untuk mengantisipasi adanya peserta yang sakit pun terpenuhi dengan lengkap.
Perjalanan ke Gn. Manglayang
Dengan di dampingi sembilan orang pengasuh dan dihadiri oleh kepala bagian pengasuhan dan pembantu rektor tiga kegiatan berjalan sesuai dengan harapan lembaga, yaitu terhindar dari kegiatan-kegiatan fisik yang berlebihan. Prinsip yang kami pegang adalah Wapa Manggala akan tetap keras tapi tidak dengan kekerasan.
Push Up jari bagi Balon Putri di Puncak Bayangan
Kegiatan dimulai pada pukul 15.00 WIB dengan pengecekan personil yang akan berangkat dan pengecekan perlengkapan yang akan dibawa di Posko Pusat Pelayanan Nusantara oleh perwira jaga. Para balon (bakal calon) dibagi ke dalam 10 treker (kelompok) dengan tiap-tiap treker didampingi oleh seorang anggota Yama Fajar ( anggota Wapa Manggala angkatan XI). Perjalanan menuju Gn. Manglayang dilakukan dengan berjalan kaki dimulai berturut-turut dari trek pertama hingga trek kesepuluh. Karena ini bukan merupakan acara kemping atau darmawisata maka tentunya perjalanan tidak sesantai yang mereka (balon,red) kira. Selain harus memikul sendiri tas carrier yang cukup berat perjalanan juga diwarnai dengan berlari dan jalan jongkok. Tak membedakan antara putra dengan putri, semua sama, sama-sama melakukan hal yang sama karena kami memegang asumsi bahwa alam tidak membedakan antara putra dengan putri, maka latihan fisik pun sama.
Rute perjalanan pun masih sama dengan rute pembaretan mereka yang lalu yaitu dari kampus melewati BGG, terus ke Bumi Perkemahan dan berakhir di Baru Bereum (Persemaian). Kami tiba di Baru Bereum kira-kira pukul 17.30 WIB. Ketika sampai para Dantrek (komandan Trek) langsung kami kumpulkan agar mereka segera memberitahu anggota-anggotanya untuk segera mendirikan tenda dengan menggunakan ponco yang telah dibawa oleh masing-masing balon. Setelah tenda hampir selesai didirikan, maka bahan makanan pun segera dibagikan kepada setiap Dantrek berupa beras dan mie instan untuk mereka masak berdasarkan trek masing-masing. Setelah semua selesai memasak dengan menggunakan nesting dan bahan bakar parafin maka makan malam pun dimulai. Makan malam selesai bukan berarti mereka bisa santai-santai terus istirahat dengan tenang hingga pagi. Setelah makan malam mereka memang diberikan kesempatan untuk istirahat di tenda masing-masing selama kurang lebih selama dua jam. Ketika jarum jam telah menunjuk angka setengah sepuluh malam maka “kegiatan malam” pun dimulai. Kegiatan pun diberikan secara berganti-gantian. Mula-mula yang dibangunkan adalah dari trek pertama hingga trek ketiga, selanjutnya dari trek keempat hingga trek enam, dan terakhir dari trek tujuh hingga trek sepuluh.
Tidak hanya kegiatan fisik seperti push up jari, jumping jack,merayap punggung ataupun jalan jongkok yang kami berikan, tetapi tes kerespekan dan pengetahuan tentang materi yang telah diberikan pun diujikan kepada mereka secara lisan. Bagi yang tidak bisa menjawab, kegiatan fisik tambahan siap menunggu. Tidak selamanya kegiatan malam itu berlangsung tegang dan menyeramkan. Ada juga acara ketawa dan bercandanya, yaitu ketika ada salah seorang balon yang lagi berulang tahun. Kami pun merayakan ulang tahunnya dengan kegiatan “Ala Wapa”. Tak terasa pergantian hari pun telah terjadi, dan sekitar pukul setengah satu dini hari, semua trek telah selesai menjalani kegiatan malam itu. Semua boleh tidur. Tapi jam 4 subuh mereka harus siap-siap mendengar peluit pertanda harus buka mata.
Setelah semuanya bangun maka kegiatan hari Minggu pun dimulai. Seluruh tenda dilipat dan disimpan kembali karena dijadwalkan jam 06.00 WIB kegiatan pendakian dimulai. Sebelumnya mereka sarapan dengan memasak bahan makanan yang telah disediakan. Sebelum memulai keberangkatan mereka harus terlebih dahulu membersihkan daerah tempat mereka mendirikan tenda dari sampah-sampah yang ada. Setelah semua nya siap untuk berangkat maka pada pukul 06.15 WIB ( agak ngaret dikit) kegiatan pendakian pun dimulai dengan melewati jalur puncak bayangan. Perjalanan naik menuju puncak bayangan kira-kira kami tempuh dengan selama tiga jam. Setelah sampai di puncak bayangan maka acara sedikit diselingi dengan kegiatan pembinaan seperti push up jari dan sejenisnya plus acara berfoto di puncak bayangan.
Setelah puas di puncak bayangan maka perjalanan menuju puncak Manglayang sesungguhnya pun dilanjutkan. Perjalanan dari puncak banyangan menuju puncak Manglayang kira-kira memakan waktu selama satu jam. Setelah sampai di puncak Manglayang maka kegiatan inti pun dimulai. Ketika sampai di puncak Manglayang semua Balon mengumpulkan semua tas nya dan segera berbaris sesuai treker masing-masing. Bagi yang putra semuanya membuka baju dan terlungkup ke tanah, kegiatan pembinaan fisik pun dimulai. Bagi yang putri juga dengan instruksi yang sama (tapi masih menggunakan baju, lho). Balon putri pun diinstruksikan untuk jalan jongkok dan jungkir (sekalian latihan jungkir bagi putri yang belum bisa jungkir). Bagi putra diberikan permainan baru, yaitu semua baju mereka dilemparkan ke atas pohon dan di akhir acara mereka dipersilahkan berusaha untuk mencari satu buah baju dan digigit dengan kuat sehingga ketika ditarik oleh anggota YF baju tersebut tidak akan lepas, jika lepas baju kembali dilemparkan ke pohon sehingga mereka harus berusaha untuk mengambilnya lagi. Inti dari permainan ini adalah untuk mengetes seberapa jauh korsa mereka dengan teman-temannya, apakah mereka bisa bekerja sama dalam mendapatkan baju ataupun berusaha sendiri-sendiri, apakah mereka diam saja ketika melihat temannya kesulitan ataupun belum mendapatkan baju. Permainan selanjutnya yaitu “mengakrabkan diri dengan cacing”. Mereka akan disuguhkan cacing untuk “dicicipi”. Tentunya tidak untuk dimakan, tetapi hanya untuk ditempelkan di mulut. Hal ini bertujuan agar mereka lebih akrab dengan alam. Banyak yang menjerit ketakutan, tapi tak masalah, namanya juga baru pengenalan.
Namanya waktu pasti terus berputar, kegiatan pun harus segera diakhiri. Jam telah menunjukkan pukul 13.00 WIB, waktunya pulang. Sebelum turun gunung, mereka terlebih dahulu mengikuti acara yang sangat penting bagi mereka, yaitu upacara penutupan kegiatan sekaligus peresmian mereka sebagai Calon Anggota Wapa Manggala Angkatan XII. Upacara dimulai dengan pembacaan Kode Etik Pencinta Alam. Setelah upacara selesai para bakal calon yang sudah berubah statusnya sebagai calon pun turun dengan melalui jalur yang berbeda. Tak lupa, sebagai unit pecinta alam segala sampah yang ada di puncak Manglayang dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kantong plastik besar untuk dibawa turun.
Trek 8 berfoto di Puncak Bayangan
Setelah sampai kembali di Baru Bereum, kegiatan masih belum berakhir. Sebelum pulang ke kampus mereka terlebih dahulu direndam di lumpur sebagai kenang-kenangan dari alam untuk dibawa ke barak masing-masing,, J. Rute pulang yang semula kami rencanakan sama dengan rute pergi ternyata mengalami sedikit perbahan berdasarkan permintaan bapak purek tiga. Rute yang harusnya singkat diganti dengan rute yang cukup panjang, sangat panjang tepatnya. Kami harus harus melalui jalan utama terus hingga akhirnya sampai di Pangdam (Simpang Damri, dekat Jatos, red). Seperti tentara kalah perang mereka berjalan menyusuri jalan raya, melewati Unpad dan Ikopin yang ramai dengan PD. Dan hingga akhirnya mereka dengan bangga memasuki gerbang PKD dan berakhir di Posko Pusat Pelayanan Nusantara. Setelah sampai kembali dilakukan pengecekan personil disertai dengan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan selama dua hari ini.
Alhamdulillah, semua senang, semua bangga, tidak satu orang pun dari mereka yang sakit atapun nyakit. Dan pada akhirnya...... Selamat datang di kegiatan berikutnya. Siapkan mental dan fisik anda, tak lupa juga dana. *ilhamsimabua@lembahmanglayang