Jumat, 17 Juni 2011

STUDIUM GENERAL : “ Pembangunan Karakter Pribadi untuk Pembangunan Bangsa” ( Disampaikan Oleh Menteri Kebudayaan dan Periwisata RI, Ir. Jero Wacik, S.E, dalam Kunjungan Kerja ke IPDN pada Hari Kamis, 16 Juni 2011)


Menbudpar menjadi pembina apel dihadapan sivitas akademika IPDN

Lagi-lagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor kembali di kunjungi oleh tokoh nasional. Tidak seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya yang  biasanya hadir adalah para gubernur, bupati ataupun pejabat-pejabat Kementerian Dalam Negeri tapi dalam kesempatan ini yang hadir adalah pejabat yang merupakan orang nomor satu di Kementerian “tetangga” yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Bapak Ir. Jero Wacik, S.E. Seperti biasa, kunjungan beliau terlebih dahulu di sambut dengan apel gabungan seluruh sivitas akademika IPDN dan beliau diberi kehormatan sebagai pembina apel. Di akhir apel beliau diangkat sebagai pembina kehormatan alumni sekolah tinggi kepamongprajaan karena dianggap sebagai tokoh nasional yang telah berjasa dalam membina kader-kader bangsa.
Menbudpar menyampaikan ceramah umum kepada kurang lebih 3.000 praja
Tak ketinggalan, beliau juga disuguhkan dengan penampilan Korp Drumband Gita Abdi Praja, Rampak Gendang yang merupakan kesenian musik dari Jawa Barat dan tarian Multi Etnik dari Kalimantan Barat yang menyatukan kebudayaan Dayak, Melayu, dan Tionghoa ke dalam satu tarian.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian Studium General  dari beliau di Gedung Balairung Jenderal Rudini yang dihadiri oleh seluruh satuan praja dan para dosen serta pengasuh. Ketika memasuki Balairung beliau kembali disuguhkan dengan tarian dar Bali oleh para praja asal pendaftaran Provinsi Bali. Acara dimulai dengan sambutan dari rektor IPDN, Prof.DR. Drs. I Nyoman Sumaryadi, M.Si. Tema yang disampaikan oleh bapak menteri adalah “Pembangunan Karakter Pribadi untuk Pembangunan Bangsa”.  Kuliah umum tersebut beliau buka dengan menceritakan bagaimana pahit-getirnya kehidupan beliau di masa lalu. Dilahirkan dengan kondisi keluarga yang miskin tidak membuat beliau putus asa dan menyerah dengan keadaan.
Berfoto bersama rektor dan praja hindu di Pura Praja Natha IPDN
“ Kemiskinan jangan dijadikan alasan untuk tidak maju”, itulah salah satu kalimat yang beliau sampaikan dengan penuh semangat. Beliau juga mengungkapkan bahwa dulu beliau sempat ingin untuk mendaftar di APDN atau AKABRI ( sekarang Akmil/Akpol) dikarenakan kuliah nya gratis. Tapi kerena suatu dan lain hal niat itu urung untuk diwujudkan. Walaupun niat tersebut tak terwujud, dengan modal otak yang cerdas beliau mencoba untuk mengikuti tes di ITB karena terinspirasi dengan Bung Karno yang juga lulusan ITB. “Saya kuliah di ITB penuh dengan tantangan karena harus membiayai kuliah sendiri”, beliau mengungkapkan. Tapi dengan modal kecerdasan yang dimiliki beliau mengajar di bimbingan belajar sehingga biaya kuliah nya dapat diatasi.
Inti dari penyampaian beliau sebenarnya adalah mengenai karakter yang dibutuhkan dalam membangun bangsa ini. Dalam kesempatan tersebut beliau membahas dua buah buku beliau yang telah terbit yaitu buku dengan judul “ 24 Karakter Membangun Bangsa” dan “ Jero Wacik: Berpikir Positif adalah Modal Hidup Saya”. Dengan panjang lebar beliau menjelaskan bagaimana seharusnya karakter yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin nantinya agar pembangunan bangsa yang diharapkan dapat terwujud. Salah satu poin penting dari ke dua puluh empat karakter tersebut adalah harus yakin dengan empat pilar bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Keempat pilar tersebut adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi”, beliau menjelaskan. Blogprajapunya.blogspot.com

Related Posts by Categories

Tidak ada komentar:

Posting Komentar