Ihan dan Imif, di depan gerbang masuk |
Aahhhmmmhh.. setelah setahun yang
lalu berjanji untuk ngajakin dua orang si bawel, Imif dan Ihan untuk
jalan-jalan bareng akhirnya terwujud juga. Yah, dari setahun yang lalu saya
sempat melontarkan kata-kata janji untuk mengajakin mereka. Gak perlu jauh-jauh
sih sebenarnya, mereka hanya minta ditemanin jalan-jalan di Bukittinggi. Mereka
ingat trus mengingatkan saya bahwa saya pernah berjanji. Berjanji untuk
ditepati.
Daaan, setelah sekian lama
mengulur-ulur waktu akhirnya janji tersebut terpenuhi sehari sebelum go back to
nangor.
Hari itu Hari Selasa, sehari
sebelum meninggalkan rumah tercinta. Di hari itu lah kesempatan terakhir untuk
menepati janji kepada mereka. Kalo gak hari itu, ya tahun depan.
Menurut rencana, kami akan pergi
ke Bukittinggi pada jam satu siang setelah mereka berdua pulang dari sekolah.
jam satu akhirnya mereka telah pulang dari sekolah. langsung berangkat?.
Ow..ow..ternyata motor gak ada di tempat karena dipake mama buat ngajar di
sekolah. Nunggu lagi deh. Mereka tampak gelisah. Sabar ya dek??.
Akhirnya mama pun pulang, tapi ini
udah jam 2. Tampa banyak pertimbangan lagi, kami tiga orang kakak beradik
langsung menyusun diri di atas motor, saya di depan, Ihan di tengah, dan Imif
di belakang. Bruumm.. Bukittinggi, i’m coming.
Taman Panorama
di depan patung tentara Jepang : mana yang tentara mana yang orang nie |
Imif : di Taman Panorama dengan background Ngarai Sianok |
Ini adalah tempat pertama yang
kami kunjungi. Taman ini sungguh sangat strategis dan indah. Dari taman ini
kita dapat langsung melihat keelokan Ngarai Sianok secara keseluruhan. Di taman
ini banyak kera-kera yang berkeliaran. Mereka tak canggung ketika kita kita
ajak untuk berfoto bersama. Tentu tidak gratis, mereka harus kita beri kacang
biar nurut.
Di taman ini pun dibangun patung
dua orang tentara Jepang yang sedang memegang senjata. Lokasi patung ini
terletak di ujung taman dan dekat dengan Lubang Jepang.
Ngarai Sianok
Ngarai Sianok : dijepret dari Taman Panorama |
Ngarai Sianok sore hari |
Jika anda ke Bukittinggi jangan
pernah sekali-kali melewatkan objek wisata Ngarai Sianok. Keelokan dan
keindahan Ngarai ini cukup untuk menjadi bahan pembicaraan para wisatawan
ketika mereka kembali ke daerah asalnya. Di bawah ngarai tersebut terdapat
hamparan sawah yang hijau, sungai, dan beberapa rumah penduduk. Untuk menikmati
view kawasan ngarai ini akan lebih keren jika anda melihat dari Taman Panorama.
Sore itu cuaca agak mendung, pas
sekali bagi kami untuk berjalan-jalan bertiga tanpa harus takut akan sengat
matahari. Dari atas terlihat Ngarai sedikit diselimuti kabut karena memang lagi
musim penghujan.
Lubang Jepang
Imif dan Ihan di depan Lubang Jepang |
Imif dan Ihan di tangga masuk |
inilah dia Sang Pemandu tour, hehe |
Nah, ini lah tujuan wisata inti
kita hari ini. Lubang Jepang terletak di ujung Taman Panorama. Banyak fakta
sejarah yang tersimpan di sini. Lubang Jepang telah menjadi saksi betapa kejam
nya tentara Jepang kepada bangsa kita puluhan tahun silam. Betapa tidak, lubang
dengan kedalaman 40 m dan panjangnya mencapai 1,47 km tersebut digali oleh para
Romusha dengan menggunakan alat seadanya.
Pembuatan Lobang Jepang ini
dilakukan atas instruksi Panglima Divisi ke-25 Angkatan Darat Balatentara
Jepang Letjen Moritake Tanabe, yang memerintahkan untuk membuat lubang
perlindungan yang mampu menahan getaran letusan bom sekuat 500 kg, dan
dilengkapi dengan ruangan-ruangan bagi keperluan Markas Besar dan Divisi ke-25
Angkatan Darat. Oleh karena itu Lobang Jepang ini, yang konstruksinya mulai
dikerjakan pada Maret 1944 dan selesai awal Juni 1944.
di depan Ruang Amunisi |
depan Ruang Penyergapan |
di depan ruang Saintifik |
di sini lah Pintu Pengintaian |
di sini lah para pejuang kita dipenjara |
Ihan, " iziiin makaaann kak Miifff" |
Kalo mau lari lewat sini ya |
Seolah sebagai pemandu, saya
berusaha untuk menjelaskan kepada Imif dan Ihan tentang betapa kejamnya Jepang
dimasa lalu. Mereka hanya diam. Saya kurang tahu arti dari diamnya mereka.
Banyak ruangan yang kami lewati di
dalam lubang tersebut. Hmm..berjalan di dalam aja capek, apalagi harus
membuatnya ya.
Jam Gadang
Jam Gadang dari masa ke masa |
Imif dan Ihan di depan Jam Gadang |
Ini dia ni Big Ben nya Ranah
Minang. Jam gadang terletak di pusat Kota Bukittingi. Di seberang nya terdapat
sebuah Ramayana yang tentunya tidak perlu untuk saya ceritakan. Jam Gadang ini
merupakan simbol dari Kota Bukittinggi. Di seputaran Jam Gadang ini akan banyak
kita jumpai badut-badut yang menawarkan jasanya untuk berfoto kepada para
pelancong. Tak mahal kok, Cuma dengan 5 ribu rupiah saja kita bisa berfoto
sepuasnya dengan mereka.
Setelah Imif dan Ihan berfoto ria
di depan Jam Gadang maka kami pun ngisi kampung tengah dulu di KFC yang
kebetulan jaraknya tak terlalu jauh dari Jam Gadang.
Whuaaa...Ihan kepedasan |
Setelah makan ide pun muncul untuk naik bendi (delman). Haha,
boleh juga tuh.
Berpose di atas Bendi |
Di depan Jam Gadang memang terdapat
banyak Bendi (delman) mangkal yang menggoda para penggunjung untuk diajak
berkeliling Bukittingg. Tarif yang ditawarkan pun sesuai dengan jauhnya rute yang
hendak dilalui. Berhubung kami tidak punya banyak waktu karena hari sudah sore
maka kami hanya melewati jalur pendek, yaitu start dari Jam Gadang-depan Hotel
The Hills-Benteng Atas-Kampung Cina-Jam Gadang.
Jika anda agak jeli dikit, maka
anda akan melihat keanehan dengan Jam ini. Pada angka empat anda akan melihat
bahwa angka yang tertulis disana adalah IIII, bukan IV. Hingga sekarang banyak
versi yang beredar ditengah masyarakat. Ada yang menyebutkan bahwa karena salah
tulis belaka (tapi gak mungkin karena Jam Gadang yang merupakan hadiah dari
Ratu Belanda kepada Sekretaris Kota waktu itu dirancang oleh ahli jam dari
Amerika). Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa angka tersebut menunjukkan
jumlah pekerja yang meninggal ketika Jam Gadang selesai didirikan. Ah, ga tau
lah.
Next destination with Imif dan Ihan |
Jam telah menunjukkan pukul 6
sore, waktunya pulang. Setelah selesai ber-bendi ria bareng Imif dan Ihan kami
pun menuju ke parkiran motor untuk segera kembali ke rumah. Masih banyak tempat
yang belum kami kunjungi hari itu. Masih ada Benteng Fort de Kock, Jembatan
Limpapeh, Kebun Binatang, Museum Bung Hatta, dan Museum Penerbangan menunggu
untuk dikunjungi tahun depan. Masih dengan Imif dan Ihan. Ada yang mau ikut? . ilhamsimabua@ksatrianipdn
ngarai sianok?kayak pernah denger,,pengen kesana jadi bang.he
BalasHapusnice post. . :)
ia dek, bkt jg terkenal dengan ngarai sianok nya,,
BalasHapuskalo ada waktu maen2 ksini yah, dtunggu lho, :)
tahun depan jalan-jalan lagi, saya ikut pastinya.
BalasHapusNice Share...
BalasHapusSaya sdh follow , saya tunggu follow baliknya ya ...
Uni* oke, saya tambah dulu dua roda yang sudah ada dengan dua roda lagi yaaa....
BalasHapusKiyanda* okey, segera meluncur...
aku juga udah pernah kesana loh.... asiek udaranya sejuk banget.....Next Time pengen kesana lagi...
BalasHapus