Ku temukan kau di Jatinangor. Kau temukan ku di Jatinangor.
Di Jatinangor kita bertemu walau agak terlambat kita berkenalan. Masa depan
siapa yang tahu. Tak pernah terfikirkan sebelumnya untuk menjejakkan kaki jauh-jauh
ke Pulau Jawa karena Kota Padang cukup kira nya kalau hanya untuk sekedar
menuntut ilmu. Kau pun tentu juga tak menyangka akan bisa menuntut ilmu di
sini, di IPDN. Seperti yang pernah kau katakan Kota Denpasar mungkin akan
menjadi pelabuhan ilmu mu jika tak di sini.
Semuanya memang tak ada yang menyangka termasuk tak sekedar
menjadi Praja, kita dipertemukan di organisasi Wapa Manggala.
Thanks God, We are Wapa..
30 September tahun ini kita merayakan
ulang tahun pertama secara bersama. Pada hari ini tepat sebulan kita resmi
menjalani masa indah berdua meski tak selalu bersama. Meski tak banyak yang
tahu tentang hubungan ini, kita harus percaya cinta ini gak main-main.
Tak banyak yang bisa Ku berikan di
hari ulang tahun kita “yang pertama” ini. Tak kuasa diri ini selalu berada di
samping mu. Tak selalu tangan ini bisa mengenggam tangan mu. Hanya dengan
tulisan-tulisan ini lah cinta kita dapat kita abadikan hingga kita menunggu
takdir sebagai pemegang otoritas tertinggi memberikan keputusan terbaiknya.
Senyum mu, canda mu, tawa mu,
terutama bawelan mu itu sungguh membekas di hati ini. Suara mu masih terngiang
jelas di telinga ini, senyum mu masih membekas jelas di ingatan ini, lirikan
mata mu masih membuat jantung ini berdebar hingga kini.
No Doubt, ketika kata cinta terlontar
dari mulut yang bodoh ini. Seolah tak mau menunggu lebih lama lagi, sebuah kata
cinta yang kita sama-sama tidak tahu apa maksudnya pun terlontar. Seolah
bingung dan tak percaya tentang keputusan berani tersebut. Hati bimbang, ragu, bukan
kah ini terlalu cepat untuk diungkapkan? Ah, saya memang peragu.
Ya sudah lah, sudah terlanjur pun.
Tak ada pilihan lain selain menunggu jawaban dari diri mu.
Tapi sekarang kamu sudah menjawab,
Aku pun sudah tahu jawaban nya. Apa jawaban nya?. Biarlah untuk saat ini hanya
kita yang tahu jawabannya.
Ini adalah awal. Awal hubungan yang
baru saja kita ikrarkan. Mari kita mulai kisah indah ini dari sini. Dari
tempat-tempat terindah kita. Manglayang, Balairung, Basecamp, dan tempat-tempat
indah lain yang menjadi saksi awal pertemuan kita. Banyak sudah cerita unik
yang mewarnai setiap pertemuan kita tersebut, mulai pertama ku lihat kamu di
Manglayang dengan kisah sebatang coklat dan ketika pertama kali tangan ini
menyentuh wajah mu dengan sedikit arang. Kejadian unik di balairung ketika terjadi
insiden madya Sumbar yang memanggil kamu dengan sebutan kakak padahal kalian
seangkatan hingga tragedi memalukan seorang pace adek kader yang ga respek
dengan Abang. Pertemuan Balairung kita ga akan ada kalo gak karena Basecamp
yang menjadi alasan untuk saling bertemu. Hmm..Thanks Basecamp..
Betapa menyenangkan ngobrol dengan
kamu, berjam-jam kita berbicara seolah ga cukup buat mencurahkan segenap
kata-kata yang menumpuk di pikiran ini. Detik-detik yudisium dan cuti seolah
begitu cepat berjalan. Keadaan memang tak selalu menguntungkan kita karena
akhirnya kita berpisah untuk mempersiapkan satu bintang lagi di pundak kita.
Kamu jadi nindya, abang jadi wasana.
Met ultah Sayang.
Semoga kita tidak berakhir cukup
sampai di Balairung.
The Special Poetry, To
Commemorate Our Brithday, Hunny..
Sendal Jepit
Sendal jepit, sebuah benda yang selalu mengingatkan ku pada
diri mu.
Murah walau tak murahan,
sederhana walau tak bisa disederhanakan,
sepele walau tak bisa disepelekan,
dipandang sebelah mata walau tak bisa diabaikan,
Tak sempurna jika tak berdua,
Karena Ada cinta di sepasang sendal jepit. *ilhamsimabua@09.42AM, 29September 2011