Menbudpar menjadi pembina apel dihadapan sivitas akademika IPDN |
Lagi-lagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor
kembali di kunjungi oleh tokoh nasional. Tidak seperti kunjungan-kunjungan
sebelumnya yang biasanya hadir adalah
para gubernur, bupati ataupun pejabat-pejabat Kementerian Dalam Negeri tapi
dalam kesempatan ini yang hadir adalah pejabat yang merupakan orang nomor satu
di Kementerian “tetangga” yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik
Indonesia, Bapak Ir. Jero Wacik, S.E. Seperti biasa, kunjungan beliau terlebih
dahulu di sambut dengan apel gabungan seluruh sivitas akademika IPDN dan beliau
diberi kehormatan sebagai pembina apel. Di akhir apel beliau diangkat sebagai
pembina kehormatan alumni sekolah tinggi kepamongprajaan karena dianggap
sebagai tokoh nasional yang telah berjasa dalam membina kader-kader bangsa.
Menbudpar menyampaikan ceramah umum kepada kurang lebih 3.000 praja |
Tak ketinggalan, beliau juga disuguhkan dengan penampilan
Korp Drumband Gita Abdi Praja, Rampak Gendang yang merupakan kesenian musik
dari Jawa Barat dan tarian Multi Etnik dari Kalimantan Barat yang menyatukan
kebudayaan Dayak, Melayu, dan Tionghoa ke dalam satu tarian.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian Studium General dari beliau di Gedung Balairung Jenderal
Rudini yang dihadiri oleh seluruh satuan praja dan para dosen serta pengasuh. Ketika
memasuki Balairung beliau kembali disuguhkan dengan tarian dar Bali oleh para
praja asal pendaftaran Provinsi Bali. Acara dimulai dengan sambutan dari rektor
IPDN, Prof.DR. Drs. I Nyoman Sumaryadi, M.Si. Tema yang disampaikan oleh bapak
menteri adalah “Pembangunan Karakter Pribadi untuk Pembangunan Bangsa”. Kuliah umum tersebut beliau buka dengan
menceritakan bagaimana pahit-getirnya kehidupan beliau di masa lalu. Dilahirkan
dengan kondisi keluarga yang miskin tidak membuat beliau putus asa dan menyerah
dengan keadaan.
Berfoto bersama rektor dan praja hindu di Pura Praja Natha IPDN |
“ Kemiskinan jangan dijadikan alasan untuk tidak maju”,
itulah salah satu kalimat yang beliau sampaikan dengan penuh semangat. Beliau
juga mengungkapkan bahwa dulu beliau sempat ingin untuk mendaftar di APDN atau
AKABRI ( sekarang Akmil/Akpol) dikarenakan kuliah nya gratis. Tapi kerena suatu
dan lain hal niat itu urung untuk diwujudkan. Walaupun niat tersebut tak
terwujud, dengan modal otak yang cerdas beliau mencoba untuk mengikuti tes di
ITB karena terinspirasi dengan Bung Karno yang juga lulusan ITB. “Saya kuliah
di ITB penuh dengan tantangan karena harus membiayai kuliah sendiri”, beliau
mengungkapkan. Tapi dengan modal kecerdasan yang dimiliki beliau mengajar di
bimbingan belajar sehingga biaya kuliah nya dapat diatasi.
Inti dari penyampaian beliau sebenarnya adalah mengenai
karakter yang dibutuhkan dalam membangun bangsa ini. Dalam kesempatan tersebut
beliau membahas dua buah buku beliau yang telah terbit yaitu buku dengan judul
“ 24 Karakter Membangun Bangsa” dan “ Jero Wacik: Berpikir Positif adalah Modal
Hidup Saya”. Dengan panjang lebar beliau menjelaskan bagaimana seharusnya
karakter yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin nantinya agar pembangunan
bangsa yang diharapkan dapat terwujud. Salah satu poin penting dari ke dua
puluh empat karakter tersebut adalah harus yakin dengan empat pilar bangsa Indonesia,
yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “Keempat pilar
tersebut adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi”, beliau
menjelaskan. Blogprajapunya.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar