Jika anda seorang anggota
pecinta alam, apa yang membuat anda begitu tertarik memutuskan untuk bergabung
ke dalam organisasi tersebut?.
Kesenangan?,
Self Actualization?, (sorry,
sindrom kebarat-baratan saya lagi kambuh..)
Pengen dianggap keren?
Atau ada tujuan yang lebih filosofis
lagi?
Ada,
jawabannya..
Bukan bermaksud untuk
berfilosofaria ataupun memfilosofisasikan sesuatu yang mungkin anda anggap gak
penting untuk difilosofiskan. Tapi menurut saya, entah menurut anda bahwa
segala sesuatu itu dapat untuk diangkat nilai filosofisnya.
Sebagai bekal untuk bekerja di daerah
kelak.. lho kok? Apa hubungannya Wapa dan pecinta alam dengan dunia birokrasi?.
Ada, setidaknya bagi saya
pribadi. Wapa Manggala sebagai organisasi pecinta alam berfungsi ganda yaitu
sebagai tempat bercanda ria dengan alam dan sebagai tempat untuk belajar
berbirokrasi, birokrasi yang sederhana dulu tentunya. Emang di Wapa ada
birokrasi? Harusnya sih gak ada. Cuma berhubung Wapa itu ada di IPDN, maka Wapa
harus menyesuaikan dengan tradisi membirokrasikan segala sesuatu.
Yah, itulah derita saya
di Wapa. Sebagai seorang sekretaris di Wapa saya harus tahu dengan alur
birokrasi di IPDN yang katanya miniatur dari birokrasi di daerah. Kenapa nggak,
dikit-dikit buat surat, dikit-dikit minta tanda tangan, minta surat sama tanda
tangan kok dikit-dikit.
Menjadi sekretaris
merupakan keinginan saya?. Sumpili,
sumpah tiga kali, saya korban paksaan dari kakak Wayang Kerta dua tahun yang
lalu!!!. Ga tau angin dari mana, kenapa harus saya?, padahal saya gak punya
keahlian apa-apa di Wapa, selain ahli ngambil Heerr. Saya mencium ada
konspirasi dalam hal pengangkatan saya sebagai sekretaris Wapa Manggala
Angkatan XI. Ya, suatu konspirasi yang sistematis.
Ga da pilihan lain
selain, Siap Kak!!!. Tahta Sekretaris Wapa pun berpindah dari Kak Riyadus Salihin
kepada Teguh Ilham. Sialnya nasib ku, mungkin begitu pikiran ku ketika harus
berkasak-kusuk bolak balik dengan rute Warnet (buat ngeprint surat)-Pengasuhan
putra-Pengasuhan putri-Kabag ekskul-Karo III – Warnet lagi (disuruh revisi sama
karo) – Pengasuhan putra – Pengasuhan putri – Kabag Ekskul – Karo III – Purek
III/Rektor.
Horee.. Kalo udah nyampe rektor. KSP, I’m
Comiiiiiiinggg !!!. From Set Bawah to KSP.
Tau gak, hal yang paling
nyesek menjadi seorang sekretaris. Kalo surat udah kita urus, tiba-tiba ketua
seenaknya aja batalin acara. Sumpe lo,, Grrrrhh....Untung di IPDN udah gak boleh
lagi kekerasan..
Yah, begitulah saya
hingga saat ini. banyak suka dan duka menjadi seorang sekretaris Wapa, walaupun
duka nya jauh lebih banyak. Bener banyakan dukanya?
Ga juga ternyata, bentar
lagi tahta pun segera berpindah. Masih
banyak hal yang belum saya pelajari dari belantara birokrasi di Set Bawah. Bagaimana
cara melobi pak Rektor dan jajarannya ke bawah sampai ke petugas laundry belum
saya pelajari sepenuhnya. Yaah, itulah penyesalan, datangnya gak di awal-awal
sih. Trus siapa yang salah. Ya si penyesalan lah. Masak saya.
Paragraf di bawah ini agak serius,
Any way,, Menjadi seorang
sekretaris Wapa ku sadari merupakan langkah awal ku dalam membiasakan diri
dengan kondisi kerja nanti, bekerja di bawah tekanan dan tantangan, tak lupa
juga rintangan. Bersiap-siap jika nanti harus dihardik atasan (boleh-boleh aja,
asal gak pake kuah), kerja gak dihargai, dan sebagainya yang bisa membuat orang
lain down kayak di smack down.
Lalu apakah hanya mental siap ditekan
yang saya peroleh dari pengalaman menjadi seorang sekretaris Wapa? Bukan itu
yang terpenting.
Lalu?
Banyak ilmu yang saya
peroleh dari urusan surat-menyurat, kalo bahasa undang-undang nya Tata Naskah
Dinas. Mulai dari bikin surat pengantar sampai dengan membuat proposal sudah
saya laksanakan walaupun hingga saat ini koreksian masih sering saya dapati.
Di Wapa lah saya mengerti sedikit
tentang konsep Tata Naskah Dinas, sekali lagi saya tekankan di Wapa, bukan pada
jam Pelatihan karena saya sering ketiduran pada saat itu.
Hubungannya dengan “From
Zero to Hero” ?
Yah, saya menganggap
menjadi sekretaris Wapa merupakan starting point (ciee,, mulai lagi) saya untuk
belajar menjadi seorang birokrat. Yang namanya karir perlu ada rencana. Dan
rencana karir saya awali dari sini. Bekal dari sekretaris Wapa buat jadi
sekretaris lurah. Bekal dari sekretaris lurah buat jadi sekretaris camat. Bekal
dari sekretaris camat buat jadi sekretaris daerah kota (gw kan dari kota,
ciee). Dari sekretaris daerah kota buat bekal jadi sekretaris daerah provinsi.
Setelah di provinsi? Semoga tembus ke pusat. Amiiiiinnn...
Apa sih yang tak mungkin di dunia
ini? *ilham_simabua @cipondok, 8 Agustus
2011
amiiiiiinnn...
BalasHapusfrom zero to hero , , buktikan merah mu... :D
amiiiiinnnn...
BalasHapusmari kita buktikan ding... :D
siaaaap bang... ^^
BalasHapus