Suatu sore dua
orang sahabat lama yang dulu berpisah bertemu kembali di sebuah kafe. Mereka
kembali menceritakan nostalgia masa lalu mereka yang indah. Percakapan pun
beralih berlanjut kepada hal-hal mengenai kehidupan mereka saat ini.
“Mengapa saat
saat ini engkau belum juga menikah?, tanya seorang sahabat kepada Michael yang
masih melajang.
Michael
menjawab, “Sejujurnya, hingga saat ini saya masih mencoba mencari seorang
wanita yang sempurna. Itulah kenapa hingga saat ini saya masih melajang. Dulu
sih di kota ini saya berkenalan dengan seorang wanita yang cantik dan pintar
dan aku pun berpacaran dengan nya. Tapi belakangan aku tahu bahwa ia begitu
sombong dan aku tertekan dengan kesombongan nya sehingga akhirnya aku pun
memutuskan untuk berpisah dengan nya. Kemudian aku pun berteman dengan seorang
wanita yang anggun dan ramah sehingga aku pun tergoda dibuatnya. Tapi
belakangan aku tahu ia seorang wanita yang banyak tingkah dan tidak
bertanggung-jawab. Begitulah aku selalu mencoba untuk terus mencari sosok itu
teman. Namun selalu saja ku temui kekurangan dan kelemahan yang dia miliki.
Hingga pada suatu hari aku berkenalan dengan seorang wanita yang ku cari. Dia
adalah sosok yang sangat cantik, baik hati, shalehah, dermawan dan suka humor
lagi. Aku berpikir, mungkin ini dia jodoh yang diberikan oleh tuhan kepada ku”.
“Lantas, apa
yang terjadi?, kenapa engkau tidak segera meminangnya?”, tanya sahabatnya yang
sedari tadi mendengarkannya.
Michael pun
diam sesaat, suasana menjadi hening.
Akhirnya dengan
suara lirih Michael pun segera menjawab “Engkau ingin tahu sebabnya teman,
ternyata gadis yang ku taksir juga sedang mencari sosok seorang pria yang
sempurna”. (Resonansi Jiwa).
***
Kesempurnaan memang dambaan setiap
orang. Siapa yang tidak senang dengan kesempurnaan?. Tidak ada. Tidak ada orang
yang senang akan ketidaksempurnaan. Kesempurnaan adalah suatu harapan.
Kesempurnaan juga merupakan suatu tujuan. Banyak orang yang berusaha untuk
menjadikan diri nya sempurna atau pun dengan mendapatkan pasangan yang sempurna.
Tidak ada yang bisa mewujudkan kesempurnaan itu. Yang ada hanyalah mendekati
sempurna karena memang begitulah fitrah manusia.
Tapi apakah mungkin semua orang akan
sempurna tanpa satu apapun cacat pada dirinya?. Tidak mungkin, nabi pun tidak
ada yang sempurna. Setahu saya, hanya Tuhan yang mengklaim diri nya yang
sempurna.
Tidak terlepas dari konteks cerita di
atas. Setiap kita akan sangat mendambakan sosok seorang pendamping hidup yang
sempurna. Baik dari segi fisik ataupun sifat nya. Siapa yang tidak senang dengan
pasangan yang sangat rupawan, baik hati, saleh, dermawan, dan humoris seperti
yang diharapkan oleh Michael dalam cerita di atas. Jangankan Michael. Orang
paling jahat sekalipun di dunia ini pun pasti juga megharapkan sosok seorang
pendamping yang sempurna. Jika demikian adanya muncul suatu masalah baru yaitu
adanya ketidakseimbangan di dunia ini. Suatu ketidak seimbangan karena semua
manusia mengharapkan pasangan nya adalah manusia yang sempurna.
Kesempurnaan
adalah Dewa?
Hidup tidaklah selalu seperti yang
kita harapkan. Pasangan yang sempurna memang adalah suatu harapan besar kita.
Memiliki pasangan yang sempurna akan membuat hidup nyaman dan indah. Secara
umum memang demikian adanya. Tapi benarkah dengan memiliki pasangan yang kita
anggap sempurna akan terhindar dari masalah di kemudian hari?. Ternyata tidak
demikian. Banyak potensi persoalan yang bisa muncul kemudian hari. Rasa rendah
diri dan minder bisa saja menjangkiti kita ketika kita tidak mampu untuk
menempatkan diri di hadapan pasangan kita.
Dalam hal kita sebagai seorang
laki-laki tentunya kita ingin untuk dianggap lebih dalam beberapa hal. Hal ini
untuk menunjukkan wibawa kita kepada pasangan kita. Dengan adanya kekurangan
yang dia miliki maka kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu untuk menutupi
kekurangannya itu. Apa jadinya jika dia yang selalu menutupi kekurangan kita, gak lucu juga khan?. Begitu juga dengan
seorang perempuan yang mempunyai pasangan yang dianggap“sempurna”. Rasa minder
juga bisa muncul ketika ia memiliki kemampuan dan kelebihan yang jauh di atas
kita. Tidak hanya minder. Rasa was-was dan cemburu pun bisa saja muncul ketika
ia berinteraksi dengan teman –temannya yang perempuan. Bisa saja kita takut
jikalau orang lain akan terpesona dengan segenap kelebihan yang dimilikinya.
Saya tidak bermaksud untuk
menyarankan anda untuk berhenti mencari sosok seorang pasangan yang sempurna.
Saya hanya menyarankan berhentilah untuk mendewakan sosok calon pasangan yang
sempurna. Kebahagiaan yang kita dapatkan sebenarnya tergantung kepada pribadi
kita masing-masing untuk dapat menempatkan diri dengan pasangan kita terlepas
dari sempurna atau tidaknya dia.
Jika toh pasangan kita tersebut kita
anggap sebagai seorang yang sempurna maka kita harus bisa menjadi pendamping
yang bisa mengerti dia. Jika ia memiliki berbagai kekurangan, maka kita harus
bisa untuk mengisi kekurangan yang ia miliki. Tidak selamanya kekurangan yang
ia miliki akan membuat hidup kita tidak bahagia. Kita bisa memanfaatkan
kekurangannya itu untuk lebih dekat dengannya. Kita bisa saling mengisi
kekurangan yang ada pada kita dan pasangan kita. Sehingga terjadi suatu
hubungan yang saling membutuhkan. Kita tak bisa sempurna tanpa dia. Dia juga
akan tak sempurna jika tanpa kita.
Untuk itu, saya menyarankan
berhentilah untuk mencari sosok yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah
milik Yang Maha Sempurna. Pasangan yang sempurna hanya akan ada jika kita mampu
untuk melengkapinya untuk menjadi yang sempurna. Mampu untuk menjadi pelengkap
dalam hidupnya. ilhamsimabua@kesatrianipdn2011