Pelantikan Calon Anggota Wapa Manggala Angkatan XII (Grahana Chandra)
IPDN
(Baru Bereum, 11-12-11)
Hari yang dinanti pun tiba, momen bersejarah ini pun telah
terukir dalam rangkaian panjang sejarah Wapa Manggala. Manglayang telah
melahirkan generasi baru Wapa Manggala.
Sorak bangga dengan raut bahagia 67 calon Wapa yang telah diputuskan
lulus melewati seluruh tahapan pengkaderan membahana ke angkasa menggetarkan
langit Manglayang. Letih, senang, sakit, semangat, dongkol semua melebur
menjadi satu cerita yang tak kan pernah terlupakan hingga kapan pun. Setiap
jejak yang menimbulkan kisah, setiap tetes peluh yang mengalirkan kesejukan, dan
setiap kerutan kening yang membuahkan kreativitas telah paripurna mengantarkan
mereka menuju tahap yang paling dinantikan, tahap yang semakin menguatkan
posisi mereka dalam keanggotaan UKP Wapa Manggala.
Wapa Manggala bukan hanya
sebuah organisasi, lebih dari itu, Wapa Manggala adalah sebuah hobi. Begitu lah
setidaknya seorang calon pernah berkata. Tidak ada paksaan untuk menjadi
anggota Wapa karena siapa saja berhak untuk bergabung dengan Wapa. Wapa adalah
wadah tempat berkumpul nya para pecinta alam IPDN dalam mewujudkan hobi nya.
Tidak cukup sebagai hobi, Wapa juga merupakan sebuah organisasi yang butuh
manajemen kepemimpinan, administrasi yang rapi dan koordinasi yang terarah
antar semua anggota nya. Tidak ada kontingenisasi karena alam tidak mengenal
kontingen dan tidak ada perbedaan gender karena alam tidak kenal mana yang
laki-laki-mana yang perempuan. Hukum kebiasaan tidak berlaku di Wapa karena
tidak ada jaminan putri Wapa lebih lemah dari putra Wapa. Mereka jangan
dipandang sebelah mata.
30 jam telah dilalui
dengan baik. Semua hal yang telah diberikan oleh YF selama pengkaderan
terefleksi dengan baiknya dalam waktu singkat itu. Semangat, kemampuan survive
dengan keadaan yang serba terbatas, hingga kesetiakawanan yang begitu erat
telah terbuktikan dengan sangat mengesankan. Semoga hal-hal tersebut tidak
hanya cukup terhenti pada momen 30 jam.
Tak hanya dari YF, alam
pun ikut serta menguji ketahanan fisik mereka. Perjalanan menuju Manglayang di
tengah terik Matahari, proses mendirikan tenda yang uji oleh hujan dan badai,
hingga dingin yang menusuk tulang mencoba mengusik kegiatan malam yang panjang.
Pos Fisik, Materi, Mental telah terlalui dengan baik meski terdapat beberapa
koreksi.
Semangat para calon
begitu besar sampai-sampai untuk sekedar mendongakkan kepala ke langit pun
mereka tak sempat. Sadar kah mereka jika malam itu telah terjadi gerhana
bulan?.
Hari pertama yang berat
telah berakhir. Minggu pagi yang cerah menyambut mereka. Benar-benar hari yang
menyenangkan. Ternyata hari itu alam berbaik hati kepada mereka, alam boleh
berbaik hati, tapi tidak dengan kami. Mereka harus mendaki manglayang dan
menginjakkan kaki di puncaknya. Ternyata Manglayang tak masalah bagi mereka,
tidak ada yang tumbang ataupun sekedar pilek. Kurang keras kah kami? kami rasa
tidak juga, mereka lah yang terlalu kuat untuk dikerasi.
Puncak Manglayang menjadi
saksi perjuangan mereka mencari slayer yang katanya kebanggaan seorang anggota
Wapa. Telah mereka telusuri setiap inchi puncak Manglayang sehingga mereka
menjadi sangat hapal bagaimana bentuk detail setiap inchi tersebut. Perjuangan
tersebut tak cukup dengan menemukan slayer, mereka harus mengigit nya dengan
kuat dan harus waspada menjaganya sehingga tidak mudah dilepaskan oleh YF.
Tahukah anda jika slayer tersebut merupakan simbol bahwa mereka harus
benar-benar menjaga nama dan eksistensi Wapa Manggala?.
Tak semua berhasil
mendapatkan slayer. Konsekwensi bagi yang tidak mendapatkan slayer akan dijawab
ketika pelantikan di bawah nanti. Semua turun dengan semangat dan bersiap-siap
untuk melaksanakan upacara pelantikan anggota muda Wapa Manggala. Bagaimana
dengan yang tidak mendapatkan slayer?. Jawabannya mereka tidak berhak untuk
dilantik. Ada yang tidak terima?
Seolah tidak terima, semua
calon protes. Ada yang mengekspresikannya dengan berargumen, ada yang
mengekpresikannya dengan meneteskan air mata. Mereka kumpulkan lagi slayer yang
telah dengan susah payah didapat. Makian pun terlontar dari mulut YF kepada
mereka agar mereka merelakan gagalnya tiga orang calon tersebut untuk dilantik.
Banyak cara dilakukan untuk menggoyahkan pendirian mereka agar tetap
melanjutkan pelantikan.
Akhirnya dengan terpaksa
mereka mengalah juga. Seolah dengan sangat terpaksa mereka ikuti juga
permintaan YF untuk tetap dilantik menjadi anggota Wapa Manggala. Wajah dongkol
dari mereka sangat terlihat jelas. Banyak suara-suara sumbang terdengar dari
belakang barisan. Sepertinya mereka akan
merencanakan mogok latihan jika nanti tetap dilantik tanpa ketiga teman kalian.
Tapi tahukah anda jika ini semua sebuah skenario untuk menguji kebersamaan
mereka?.
Skenario berakhir ketika
pembina Wapa Manggala, bapak Abdul Karim, menyatakan bahwa ketiga calon
tersebut dinyatakan lulus. Slayer yang telah terkumpul pun diserbu kembali.
Semua pun mendapatkan slayer karena semua memang pantas untuk itu.
Hari minggu telah sampai
pada sore hari. Seluruh proses diklat telah tuntas. Semangat baru pun muncul
seiring lahirnya generasi baru Wapa Manggala sore itu. Tugas selanjutnya adalah
pembentukan kepengurusan baru agar perubahan dapat segera terjadi. Perubahan
yang diharapkan akan dapat mengharumkan kembali nama Wapa Manggala baik di
dalam maupun di luar kampus.
Selamat bekerja Grahana Chandra.
Kami berikan kalian mimpi. Tolong
jangan terlena. Segera bangun. Wujudkan mimpi itu. Mimpi Wapa Manggala. Mimpi
kita bersama.
Salam Lestari !!!
(Teguh Ilham, Yama Fajar, 131211)
two days in Manglayang
berangkat dari posko |
Enaknya jadi senior |
di tenda |